Pandemi Covid-19 telah menciptakan tatanan baru dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam praktik-praktik keagamaan, yang perlahan-lahan akhirnya “dipaksa” menggunakan platform online. Gereja-gereja dan sekolah-sekolah teologi, pada akhirnya, juga dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi. Penyesuaian tersebut, oleh sekolah-sekolah teologi dan gereja, mesti ajeg dan lentur, karena di saat yang sama ada pada core value yang telah direngkuh selama bertahun-tahun. Dalam konteks ini, tema Digital Theology menjadi fokus utama bagi PERSETIA dalam menjawab tantangan tersebut. Sadar bahwa keutuhan manusia dan ciptaan adalah hal yang elementer, tema Digital Theology diharapkan untuk tetap mendekatkan manusia dengan alam sekitarnya, dan menjadikan teknologi instrumen.
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), yang menjadi tuan dan nyonya rumah Summer School tahun ini, membuktikan pentingnya kolaborasi antara gereja dan perguruan tinggi dalam memajukan pelayanan masyarakat. Sinergi ini membuka akses kepada stakeholder penting seperti Badan Penerjemah Alkitab dan GPM Media Center. Selama kunjungan ke GPM Media Center, peserta bisa melihat bahwa Digital Theology harus dipandang sebagai kepentingan manusia. Inovasi-inovasi yang dilakukan, seperti pemutakhiran data jemaat dan sistem pelaporan keuangan elektronik, menunjukkan bagaimana teknologi bisa memberdayakan gereja dan masyarakat.
Peserta Summer School 2024 kali ini tidak menginap di hotel atau asrama kampus, melainkan tinggal di rumah-rumah jemaat. Mama dan Papa Piara demikian orang Maluku menyebutnya. Peserta, yang sudah ditahbiskan sebagai pendeta, juga diberikan akses melayani khotbah di gereja masing-masing. Dalam satu kesempatan, bahkan dijamu makan malam dengan suasana yang akrab di kediaman walikota Ambon. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan interaksi yang lebih mendalam dengan gereja, masyarakat dan pemerintah, serta membantu mahasiswa mengembangkan kesadaran kritis yang dapat diterapkan dalam konteks sosial yang lebih luas.
Kegiatan Summer School ini juga menawarkan kekhasan dan kekayaan wilayah kepulauan. Makanan khas seperti sagu, papeda, dan buah-buahan lokal disajikan. Makanan-makanan tersebut, menunjukan betapa kaya sumber pangan di Indonesia. Pendekatan ini tidak hanya melestarikan tradisi kuliner lokal tetapi juga berkontribusi pada upaya menjaga bumi—makanan-makanan tersebut, juga diolah dengan sangat baik.
Tema Summer School 2024, Digital Theology, mengundang empat narasumber yang ahli di bidangnya. Di antaranya, Pdt. Jimmy Setiawan dari WOW Ministry, yang membagikan pengalaman WoW Ministry dalam menggunakan platform digital dalam pelayanan. Dr. Leonard Chrisostomos Epafras, dari ICRS Universitas Gadjah Mada, dalam kesempatan ini, berkesempatan untuk mendedah dasar-dasar teologis di era digital. Sesi kuliah lainnya, diampuh oleh Pdt. Dr. Steve Gaspersz, menggali lebih dalam mengenai Digital Ecclesiology dan tantangan-tantangan yang dihadapi gereja di ruang virtual. Digital Ethics and Moral Theology, yang juga menjadi tantangan serius bagi gereja dan sekolah-sekolah teologi, didedah oleh Pdt. Prof. Binsar Pakpahan, Ph.D.
Dalam sambutan pembuka, Prof. Dr. John Ruhulessin, Direktur Program Pascasarjana Teologi UKIM, menjelaskan pentingnya tema ini sebagai tantangan bagi gereja untuk beradaptasi dengan kebutuhan zaman, mendorong peserta untuk berpikir kritis dan kontekstual. Dalam pada itu, Summer School kali ini diharapkan menghasilkan artikel-artikel kolaboratif dari 40 peserta yang dibagi dalam 16 kelompok, setiap kelompok akan dibimbing oleh dosen pengampu untuk menulis artikel yang akan dipublikasikan.
Topik-topik yang diangkat akan mencakup beragam isu, mulai dari integrasi teknologi dengan teologi hingga strategi penginjilan di media sosial. Melalui pembelajaran kolaboratif ini, PERSETIA berharap dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran kreatif yang akan memperkaya diskursus teologis di Indonesia, serta membekali peserta dengan keahlian yang relevan untuk menghadapi tantangan di era digital.
Dengan berkumpulnya berbagai stakeholder dalam kegiatan ini, Summer School 2024 diharapkan bukan saja menjadi sarana belajar, melainkan juga ajang berbagi pengalaman yang memperkuat jejaring antar lembaga serta memperkaya pola pikir dalam memasuki era teologis yang semakin digital.
Be the first to comment