
Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi di Indonesia (selanjutnya KNMTI), dilaksanakan pada tanggal 27-31 Oktober 2024. Kali ini, Ungaran, Jawa Tengah, yang menjadi tempat pelaksanaan KNMTI. STT Abdiel yang dengan penuh hospitalitas, menjadi nyonya dan tuan rumah, kegiatan yang selalu dirayakan dengan hari lahir PERSETIA setiap 27 Oktober ini.
Dengan mengangkat tema digital theology, kegiatan ini dihadiri oleh tujuh puluh lima peserta, yang merupakan mahasiswa dari sekolah-sekolah anggota dan calon anggota PERSETIA. Ada empat pembicara yang dihadirkan, untuk membantu proses belajar menjadi semakin lebih baik. Pnt. Febrian Eka Sandi, S. Si. Teol, CCM., mengajak mahasiswa untuk sama-sama menelisik bagaimana peluang dan tantangan bagi mahasiswa di era teknologi digital memiliki peran yang signifikan dalam berteologi. Pnt. Sandi, juga membagikan bagaimana ia memanfaatkan teknologi digital dalam pelayanannya.
Untuk pengembangan dan eksistensi diri dalam dunia digital, Pdt. Geget Elite Sucining Hyang, S. Si. Teol, CCM., membawa peserta masuk dalam sebuah permenungan yang juga cukup mengganggu dan menantang. Ia, dengan bahasa yang “kekinian”, memberi sebuah ajakan kepada peserta KNMTI, untuk berteologi dalam dunia digital. “Aku ngonten,” kata Pdt. Geget, “maka aku ada.” Meng’ada’, dalam konteks ini, juga soal partisipasi dalam dunia digital, dengan tujuan-tujuan luhur.

Karlina Octaviany, memberikan gambaran mengenai kultur dan etika digital. Kecerdasan Buatan, dalam paparannya, mereplikasi struktur pengambilan keputusan tertentu dari manusia yang memungkinkan program komputer untuk memproses masalah secara relatif independent. Aplikasi AI (sejauh ini dan diperkirakan) terbatas pada pengenalan pola di area yang konkret dan sempit. Dalam pada itu, AI perlu didemokratisasi, dan perlu memberikan perhatian pada: inklusifitas, kemanusiaan, keamanan, demokrasi, transparansi, juga terkait kredibilitas dan akuntabilitas.

Pdt. Gunawan Yuli Suprabowo, D. Th., memberikan sebuah pondasi dasar mengenai teologi digital. Ia memulai dengan sebuah sikap bahwa teologi menggunakan Alkitab sebagai objek studi utama, melihat kesaksian iman Israel dan Gereja awal tentang karya Allah, serta pengalaman iman yang diungkapkan melalui tulisan, nyanyian, lukisan, cerita, dan tarian. Teologi harus berangkat dari konteks berteologi orang beriman, seperti dalam teologi pembebasan, teologi minjung, dan teologi feminis.
Dalam filsafat Yunani, “Logos” adalah nalar yang lebih tinggi dari “Tekhne” atau keterampilan. Namun, keduanya sekarang bersenyawa, saling membutuhkan untuk berkembang. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah hubungan yang lebih baik: relasi pertama antara “Logos” dan “Tekhne” atau hubungan yang kedua yang bersenyawa? Di sinilah diperlukan keseimbangan. Memasuki dunia digital, perlu mengakar pada teologi, namun teologi juga tidak perlu merasa “takut” dengan budaya digital.

Selain pemateri-pemateri tersebut, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan makalah. Ada tiga makalah terpilih. Pertama,”Interaksi Etika Penggunaan AI bagi Mahasiswa di Ruang Digital,” ditulis oleh Nikodemus E. Wattimena, mahasiswa Fakultas Teologi UKIM, Ambon. Elizabeth W. Herlina, pemakalah kedua, mempresentasikan makalah yang berjudul “Playing God dalam Kultur Digital Akulosentris: Refleksi Teologis dari Deus Absconditus dan Persona Revelata”. Sementara makalah yang berjudul “Doa dan Meditasi Digital Pada Generasi Z (Gen Z) di STT Gereja Protestan Indonesia di Papua, disampaikan oleh Dianna Ruvina Sofina Laun dan Orxellyne Alyncia Maspaitella, dari STT GPI Papua.
Selain kegiatan yang terpusat dalam kelas, mahasiswa juga diajak untuk melihat Abdiel Project (AP) dan juga Dream Light (DL), salah satu tempat di mana berteologi digital dikelola dan dikembangkan. AP memfokuskan pada studio rekaman, dan juga podcast. Sementara DL, memberi fokus utama pada pengembangan film.

Di akhir kegiatan, Pdt. Rachel Iwamoni dan Dyah Ayu Kinanti sebagai Project Officer, oleh pertimbangan dan masukan para peserta, bersepakat untuk membuat project lanjutan dari kegiatan ini, yakni dengan berencana menerbitkan buku kumpulan beberapa tulisan peserta KNMTI.
Be the first to comment