Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi Indonesia 2017 “Narkoba dan Dunia Malam Sebagai Fenomena”

                Konsultasi Nasional Mahasiswa di Indonesia 2017  telah dilaksanakan di Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan upaya merumuskan bersama kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan secara bersama di wilayah masing-masing sebagai upaya berteologi kontekstual di Indonesia khususnya dalam memerangi Narkoba, untuk Indonesia yang bebas narkoba, dan menjadi agen “Anti Narkoba” ketika kembali ke sekolah masing-masing. KNMTI yang melibatkan para mahasiswa Strata Satu (S1) dilaksanakan untuk memetakan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan gereja serta merumuskan bentuk-bentuk aksi Stop Narkoba dalam masyarakat dengan bekerjasama dengan BNN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

                STT Nazerene Indonesia, Yogyakarta menjadi  host  KNMTI  PERSETIA 2017. Kegiatan ini dilaksanakan pada 21-25 November 2017 dengan tema “Narkoba Dan dunia Malam Sebagai Fenomena”. KNMTI ini dibuka secara resmi oleh Rektor STT Nazerene Yogyakarta Indonesia Pdt. Stephanus Hartoyo, Ph.D dan direktur Pelaksana, Lenta Enni Simbolon, M.Div., Th.M.

                Pengantar Umum (Pemetaan) KNMTI 2017 disampaikan oleh Petrus Bimo S. Pamungkas, S.Si, (Anggota PERSETIA) selaku Pembimbing Akademik. Para pengampu KNMTI 2017 PERSETIA  Tahun 2017 adalah para pembicara dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Yogyakarta yang ahli di bidangnya seperti:  Bambang Wiryanto, S.Si, (Kepala Bidang Pencegahan dam Pemberdayaan Masyarakat), yang meninjau tentang Indonesia Darurat Narkoba”.

                Narasumber lain adalah Suharyono, SIP. (Bidang Pencegahan)” yang meninjau tentang Narkoba dan Dunia Malam sebagai Fenomena : Pandangan Umum dan Hukum.

Narasumber lainnya adalah Pdt. Robert Setio, Ph.D. (Dosen Fakultas Teologi UKDW), yang meninjau tentang “Narkoba dan Dunia Malam sebagai Fenomena : Pandangan Alkitab dari Yeremian 29 :7a”

               KNMTI 2017 juga diisi dengan sesi Exposure Dunia Malam Yogyakarta (ke beberapa titik). Yaitu melihat fenomena kota Yogyakarta di malam hari dari pukul 21.00 – 23.00 WIB. Peserta dibagi menjadi 4 Kelompok dan dibagi ke 4 titik, Kelompok 1 daerah Tugu Jogja; Kelompok 2 daerah Malioboro; Kelompok 3 daerah Pasar Kembang; Kelompok 4 ke daerah Alun-Alun Kidul. Di hari kedua dilanjutkan oleh Narasumber Hery Santoso S.Psi (Bidang Rehabilitas BNNP Yogyakarta) yang meninjau dua materi tentang “Sosialisasi Gerakan Anti Narkoba” dan “Pelatihan Pegiat Gerakan Anti Narkoba KNMTI 2017 juga mengadakan malam budaya yang bertujuan untuk mengetahui budaya budaya yang ada di Indonesia. Ada yang menampilkan nyanyian memakai bahasa daerah dari STFT GKI I.S Kijne Jayapura F.Th UKIT Tomohon, drama singkat adat proses pernikahan daerah STT INTIM Makassar, stand Up comedy yang dibawakan perwakilan PPT Sabah Malaysia, tarian daerah STAKN Palangkaraya STT BNKP Sundermann Nias STT Nazerene, Pembacaan puisi yang sedang di tekuni daerah STAKPN Ambon F.Th Ambon, dan menyanyikan Pujian syukur dari STT Aletheia Lawang.

Hari ketiga dilanjutkan dengan Pleno: Hasil Diskusi Kelompok yang diipimpin oleh Ketua: Wahyu William Sembiring (STFT Jakarta), Wakil Ketua Melisa Andira (STT Reformed Indonesia), Sekertaris Selvone (STAKPN Ambon), Wakil Sekertaris Sepson Sambara (STT INTIM Makasaar) Kelompok Satu mendiskusikan tentang “Dunia Malam Sebagai Fenomena”, Kelompok Dua mendiskusikan tentang “Gereja Yang Melindungi dan Melayani”, Kelompok Tiga mendiskusikan tetntang “Kerlap-kerlip Dunia Malam Alun-Alun Yogyakarta”, Kelompok Empat mendiskusikan tentang “Wiji Tukul: tidak usah bicara yang tinggi-tinggi, rakyat butuh makan”.  

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*