Indonesia adalah negara yang mengalami banyak peristiwa kelam. Peristiwa tersebut meninggalkan luka bagi mereka yang sintas. Merespon situasi tersebut, maka PERSETIA memberikan perhatian khusus pada teologi dan trauma. Dalam pada itu, program-program yang akan dilaksanakan seperti Studi Institut, Summer School, dan Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi di Indonesia (KNMTI), akan memberi perhatian serius pada isu tersebut. Kegiatan pertama PERSETIA yang memberi perhatian pada isu ini adalah Studi Institut.
Studi Institut, dengan tema “Teologi dan Trauma” ditujukkan untuk para dosen sekolah-sekolah anggota dan calon anggota PERSETIA. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 26-30 Juni 2023, di STT BNKP Sundermann, Nias. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran peserta terhadap trauma (trauma-informed), publikasi jurnal bereputasi atau buku. Peserta juga diharapkan bisa menjadi agen of change di lingkungan kampusnya ketika selesai mengikuti kegiatan ini. Berlangsung dari pagi hingga sore, Studi Institut dihadiri oleh 44 peserta (15 Perempuan dan 26 Laki-Laki).
Dalam kegiatan ini, Pdt. Septemmy E. Lakawa, Th.D., memberikan trajectory mengenai Teologi dan Trauma, dan bagaimana cara melakukan penelitian berbasis Teologi dan Trauma. Dalam kegiatan tersebut, Pdt. Lakawa, juga bertindak sebagai pembimbing bagi semua peserta yang mengirimkan dan mempresentasikan makalah mereka.
Peserta yang hadir, ada 9 yang mengirimkan makalah dan mempresentasikan makalah mereka kepada peserta yang lain:
- Donald Steven, STT Paulus Medan, “Mendengarkan Tubuh yang Terluka: Hermeneutika Trauma atas Kisah Pelecehan Seksual Tamar dalam 2 Samuel 13: 1-22.”
- Andreas Kristianto, STAK Marturia Yogyakarta, “Interseks, Trauma, dan Ambiguitas Seks: Sebuah Perspektif Teologi Tubuh.”
- Zulkarnain, STT Sriwijaya Palembang, “AGAMA SEBAGAI PEMULIHAN :Studi Religionum Dalam Merevitalisasi Eksistensi Agama Sebagai Pemulihan Dalam Metodologi Teologi Trauma Terhadap Fenomena Kekerasan Atas Nama Agama Di Indonesia.”
- Ejodia Kakonsi, Fakultas Teologi UKIT, “Perziarahan yang Tertunda: Memori Kekerasan Aceh dan Upaya Mendapatkan Rekognisi.”
- Andreas Hauw, STT SAAT, “Akulah, Ibu Sang Raja!”: Posttraumatic Growth Penyintas Berdaya Studi Trauma? PTSD & PTG.”
- Jacob Daan Angel, Fak. Teol UKSW, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Manusia Korban Perdagangan, Perbudakan dan Kekerasan Dari Perspektif Logo Konseling: Suatu Refleksi Teologis
- Ramly Harahap, STT Abdi Sabda, “Teologi dan Trauma.”
- STTBI, “Istri Sebagai Suksesor Penggembalaan : Suatu Kajian Teologi Feminis Trauma Terhadap Sistem Pemerintahan Pastoral Sinodal Gereja Bethel Indonesia.”
- Sari Asi Situmorang, STD Diakones HKBP, Makna Boras Sipir Ni Tondi sebagai Metode Penyembuhan Trauma dalam Konteks Budaya Batak Toba
Semua pemakalah mendapatkan kesempatan dari Pdt. Septemmy E. Lakawa, Th.D., untuk diberikan catatan kritis, serta membimbing peserta untuk memperbaiki secara keseluruhan makalah mereka. Catatan tersebut menjadi masukkan penting sebelum nantinya dikirimkan ke jurnal bereputasi.
Peserta yang hadir, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat secara akademis, maupun untuk pengembangan institusi masing-masing. Selain itu, salah satu respon khusus dari Pdt. Amelia Waimuri, M.Th., (STT GKI I.S Kijne Jayapura, Papua) yang sudah bertahun-tahun memberikan concern pada pendampingan pastoral, “Sangat bermanfaat untuk proses pendampingan pastoral.”
Kegiatan ini juga terlaksana atas dukungan mitra PERSETIA, Mission-21, yang sudah sejak lama mendukung kegiatan-kegiatan PERSETIA.
Be the first to comment